Sabtu, 18 Juni 2016

PENGERTIAN, TUJUAN, DAN FUNGSI METODOLOGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


A.    Pendahuluan

Metodologi merupakan hal yang sangat penting dalam Pendidikan Agama Islam (PAI). Semakin baik metode yang digunakan, maka akan semakin efektif dan efisien pula pencapaian tujuannya. Dalam metode mangajar, faktor guru, siswa, bahan yang akan diajarkan, situasi, sarana, prasarana, serta fasilitas-fasilitas lainnya sangat besar pengaruhnya. Dengan banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi di dalam penggunaan suatu metode, maka disini seorang guru dituntut untuk menetapkan metode yang paling baik dan harus dipakai di dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam agar pembelajaran tersebut berhasil.

B.     Pengertian MPAI

Metodologi terdiri dari kata metodo dan logi. Metode berasal dari  bahasa greek metha (melalui/melewati) dan hodos (jalan/cara). Metode berarti jalan atau  cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Logi berasal dari kata ‘logos’ yang artinya ilmu. Jadi, metodologi berarti ilmu yang membahas tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk  mencapai tujuan tertentu.
Metodologi pendidikan agama Islam berarti cara-cara yang tepat dipakai untuk membentuk kepribadian agama Islam kepada peserta didik, melalui contoh teladan, pembiasaan, ganjaran ataupun hukuman. Sedangkan metodologi pengajaran agama adalah cara-cara yang tepat dipakai untuk mengajarkan agama kepada peserta didik, agar memiliki pengetahuan agama. Adapun metodologi Pengajaran Agama adalah cara-cara yang tepat digunakan agar peserta didik belajar agama, dalam arti berusaha melakukan perubahan perilaku dengan mengikuti tuntunan agama yang dipeluknya.
Sebagai ilmu, metodologi pengajaran  merupakan salah satu cabang dari pedagogik yang membahas tentang pengajaran, yang disebut didaktik , didaktik ini dibagi mnjadi dua, yaitu:
1.      Didaktik umum, yang membahas prinsip-prinsip umum mengajar yang berlaku untuk semua mata pelajaran.
2.      Didaktik khusus, yang membahas pelaksanaan cara-cara mengajar yang disebut dengan metodik.
Metodik dalam pembahasan ini akan dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
1.      Metodik umum, yang berlaku untuk semua mata pelajaran. Hal ini berarti tidak membedakan antara pendidikan umum dan pendidikan Agama.
2.      Metodik khusus, yang hanya berlaku untuk mata pelajaran tertentu, misalnya Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam (MKPAI), yang kini disebut dengan Metodologi Pendidikan Agama Islam

C.    Ruang lingkup, ilmu-ilmu bantu,m dan manfaat MPAI

Dalam pembahasan ini, ruang lingkup MPAI ini meliputi:
1.      Tujuan pendidikan dan pengajaran agama
2.      Materi atau bahan pelajaran agama
3.      Metode pengajaran agama
4.      Alat/ media/ sumber pendidikan agama, dan.
5.      Evaluasi pendidikan agama
Sedangkan, Ilmu-ilmu bantu bagi MPAI adalah sebagai berikut:
1.      Filsafat, memberikan sumbangannya dalam hal merumuskan tujuan, pendidikan/ pengajaran agama
2.      Psikologi, memberikan penjelasan kondisi sikologis peserta didik
3.       pedagogik dan didaktik, memberikan sumbangan dalam hal  pemilihan dan  penentuan metode pembelajaran yang akan pakai
4.      Sosiologi, memberikan sumbangan penjelasan terkait dengan  lingkungan masyarakat sebagai sumber belajar.
Manfaat mempelajari MPAI bagi guru agama islam dan peserta didik sebagai berikut:
1.      Guru Agama Islam. MPAI dapat digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam proses belajar mengajar. Dalam hal pemilihan dan penentuan metode mengajar yang akan dipakai agar berhasil dengan baik.
2.      Peserta didik. Hasil pembelajaran akan mudah dipahami, dimengerti, dan berarti bagi kehidupan peserta didik. Dan dapat menggunakannya dalam berbagai situasi, dalam kehidupan sehari-hari.

D.    Fungsi Pendidikan Agama Islam

Menurut john sealy (Chabib Thaha, dkk, 1999), pendidikan  agama, termasuk PAI dapat diarahkan untuk mengemban salah satu atau gabungan dari beberapa fungsi, yaitu: konfensional, neo konfensional, konfensional tersembunyi, implisit dan non konfensional.  Untuk lebih jelasnya :
1.      Konfensional, artinya pendidikan agama dimaksudkan untuk mningkatkan komitmen dan perilaku keberagaman peserta didik.
2.      Neo konfensional, yakni pendidikan agama dimaksudkan untuk meningkatkan keberagaman peserta didik sesuai dengan keyakinannya.
3.      Konfensinal tersembunyi, artinya  pendidikan agama menawarkan sejumlah ajaran agama dengan harapan peserta didik nantinya akan memilih salah satunya yang dianggap paling benar atau sesuai dengan dirinya, tanpa ada arahan pada salah satu diantaranya.
4.      Implisit, artinya pendidikan agama dimaksudkan untuk mengenalkan kepada peserta didik ajaran agama secara terpadu dengan seluruh aspek kehidupan, melalui berbagai subyek pelajaran.
5.      Non konfension, artinya pendidikan agama dimaksudkan sebahai alat untuk memahami keyakinan atau pandangan hidup yang dianut orang lain.

Dari berbagai fungsi diatas, perlu dikonfirmasikan dengan undang-undang Republik Indonesia, nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional  penjelasan pasal 37 ayat 1 pendidikan agama dimaksudkan untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa  kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Malik Fajar (1998), fungsi pendidikan agama di sekolah adalah memberikan landasan yang mampu menggugah kesadaran dan mendorong peserta didik melakukan perbuatan yang mendukung pembentukan pribadi muslim yang kuat (Pemeluk agama yang taat), landasan itu meliputi:
1.      Landasan  motivasional, yaitu  pemupukan sifat positif  peserta  didik untuk menerima ajaran agamanya dan sekaligus bertanggung jawab terhadap pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Landasan etik, yaitu tertanamnya norma-norma keagamaan peserta didik sehingga perbuatannya selalu diacu oleh isi, jiwa dan semangat akhlakul karimah.
3.      Landasan moral, yaitu tersusunya tata nilai (value system) dalam diri peserta didik yang bersumber dari ajaran agamanya sehingga memiliki daya tahan dalam menghadapi setiap tantangan dan perubahan.
Berdasarkan acuan pedagogis, penanaman motivasi, etik dan moral itu, pada dasarnya pendidikan agama adalah menanamkan seperangkat nilai, yaitu iman, amal dan takwa.
Agar di masa depan agama tetap berada dalam bingkai misi profetiknya, dibutuhkan pemahaman dan penghayatan yang utuh kepada agama. R. Stark dan C.Y. Lock, mengungkap lima dimensi agama yang penting, yaitu:
1.      Dimensi keyakinan. Inilah yang menjadi prioritas utama, selain syari’ah dan akhlak.
2.      Dimensi praktek agama, terutama dalam bentuk spiritual, seperti sholat, puasa, zakat, dan haji
3.      Dimensi pengalaman, artinya tanggapan pemeluk agama yang melibatkan akal, perasaan dan kehendak hati terhadap apa yang dihayati sebagai realitas mutlak.
4.      Dimensi pengetahuan dan intelektual, minimal mengenai dasar-dasar keyakinan, ritual-ritual, kitab suci, dan tradisi.
5.      Dimensi konsekuensi, yang berarti akibat yang ditimbulkan dalam kehidupan sosial.
E.     Faktor- factor

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan metode mengajar yaitu:
1.      Faktor tujuan yang dicapai
2.      Peserta didik yang dihadapi
3.      Guru yang mengajar
4.      Situasi yang berbeda
5.      Fasilitas yang tersedia

F.     Kerangka teoritik Metodologi Pendidikan Agama Islam (MPAI)

Terdapat berbagai cara yang dapat ditempuh oleh guru dalam memilih cara atau metode ini, beserta bahan pelajaran yang akan disampaikan. Jadi metode itu hanyalah menentukan prosedur yang akan diikuti.
Beberapa ayat al-Qur’an yang dapat digunakan dalam metode ini antara lain:

1.      Q.S. al-Qiyamah:17-18,
¨bÎ) $uZøŠn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäöè%ur ÇÊÐÈ   #sŒÎ*sù çm»tRù&ts% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäöè% ÇÊÑÈ  
Artinya: Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu. (Q.S. al-Qiyamah:17-18)

2.      Q.S. al-‘Alaq: 1-5,
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ   t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ   ù&tø%$# y7š/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ   Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ   zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ  
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang MenciptakanDia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha pemurah.Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam(tulis baca). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. al-‘Alaq: 1-5)

3.      Q.S. al-Furqon: 32,
tA$s%ur tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. Ÿwöqs9 tAÌhçR Ïmøn=tã ãb#uäöà)ø9$# \'s#÷Häd ZoyÏnºur 4 y7Ï9ºxŸ2 |MÎm7s[ãZÏ9 ¾ÏmÎ/ x8yŠ#xsèù ( çm»oYù=¨?uur WxÏ?ös? ÇÌËÈ  
Artinya: Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya kelompok demi kelompok (teratur dan benar). (Q.S. al-Furqon: 32).


G.    Kesimpulan
Metodologi pendidikan agama Islam berarti cara-cara yang tepat dipakai untuk membentuk kepribadian agama Islam kepada peserta didik, melalui contoh teladan, pembiasaan, ganjaran ataupun hukuman.
MPAI memiliki ilmu bantu, yang saling terkait antara satu sama lain. Mempelajari MPAI juga bermanfaat bagi pendidik dan juga peserta didik.
Fungsi pendidikan agama islam adalah agar menjadikan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, yang berarti memberikan landasan yang mampu menggugah kesadaran dan mendorong peserta didik melakukan perbuatan yang mendukung pembentukan pribadi muslim yang taat beribadah.







 Referensi:
Thoha, Chabib. 1991, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: Pustaka Belajar
Depag RI, Ditperta. 1981/1982.Thuruqu Ta'lim al-Tarbiyah al-Islamiyah (terjemahan)
Zuhairi. 1993. Metodologi Pendidikan Agama. Solo: Ramadhani
Ramayulis. 2003. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar