Oleh Drs. H. Mutawalli, M.Pd.I
I. PENDAHULUAN
Islam
merupakan sebuah agama yang paling baik diantara berbagai macam agama
yang ada dipenjuru dunia karena agama Islam merupakan rahmat seluruh
alam. Dengan ajaran yang mudah dan tidak membanding – bandingkan ras,
agama islam dapat diterima dan berkembang pesat di seluruh penjuru
dunia. Dan yang menjadi tempat pertama kali agama islam muncul yaitu di
jarirah Arab atau arab Saudi.
Negara Arab
Saudi merupakan salah satu negara Islam yang strategis , dilihat dari
letak geografis yang merupakan jalur pusat perdagangan dimasanya, dengan
adanya mukjizat Allah yaitu Baitullah di Mekah yang menjadi pusat
ibadah haji kaum muslim seluruh dunia, fakta lainnya yaitu bahwa
Rasulullah Muhammad saw juga dilahirkan di sana hingga menerima wahyu
dalam bentuk Al-Qur’an. Yang menjadi awal mula peradaban besar didunia.
Maka dari itu pada kesempatan kali ini pemakalah akan mengkaji tentang
peradaban Islam di Arab Saudi.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana letak geografis daerah Arab?
B. Bagaimana sejarah perkembangan Islam di Arab?
C. Bagaimanakah Karakteristik agama Islam di Arab?
III. PEMBAHASAN
A. Letak Geografis Daerah Arab
Jazirah secara
etimologi berasal dari bahasa Arab yang berarti Kepulauan, arab secara
etimologi berasal dari kata arabika yang bearti gurun pasir atau sahara,
menurut Nudelke, seorang ahli ketimuran dari Jerman sebab sebagian
besar wilayah arab terdiri dari gurun pasir.
Arab Saudi
adalah sebuah negara yang terletak di sebelah Barat Daya Benua Asia,
mencangkup bagian terbesar di semenanjung Arab, dan luasnya kira-kira
mencapai 2.250.000 km.[1] Jazirah Arab dibentuk oleh empat persegi
panjang yang amat luas.[2] Arab Saudi merupakan tempat tinggal bangsa
Arab terdahulu, tempat munculnya Risalah Islam dan dakwah Rasulullah
saw, yang merupakan penutup Risalah Allah. Di sana terdapat dua tempat
suci yang mulia yaitu kota suci Mekah yang merupakan kiblat kaum muslim
di seluruh dunia dan juga kota suci Madinah, di mana disana terdapat
kuburan Rasulullah saw.[3] Hal inilah yang melatar belakangi munculnya
kalimat syahadat di dalam benderanya
Dari segi
geografis sebenarnya arab bukanlah sebuah Kepulauan sebab dari empat
penjuru perbatasannya masih ada satu yang tidak berbatasan dengan laut,
yaitu
1. Disebelah utara Jazirah Arab berbatasan dengan gurun Iran dan gurun Syiria,
2. Disebelah selatan berbatasan dengan lautan Indonesia,
3. Disebelah barat berbatasan dengan lautan merah dan
4. Disebelah timur berbatasan dengan Teluk Persia dan laut Oman.
Jazirah arab
terletak di sebelah barat daya asia, terbagi atas dua bagian yaitu
bagian tengah dan bagian tepi.[4] Kawasan semenanjung arab ini sebagian
besar terdiri dari gurun yang terhampar luas ditengah-tengah
semenanjung. Secara keseluruhan, iklim semenanjung arab sangat panas
dengan suhu udara yang sangat tinggi.[5]
Rounded Rectangle: Gbr. 1.1. Peta Saudi Arabia
B. Sejarah Berkembangnya Islam Di Arab Saudi
1. Lahirnya Islam di Arab Saudi
Agama bangsa
Arab sebelum kedatangan Islam sangat beragam, ada yang menyembah Allah,
ada yang menyembah matahari, bulan, bintang bahkan adapula yang
menyembah patung dan api. Adapula yang beragama Nasrani dan Yahudi.
Kehidupan masyarakat terdiri atas turunan suku-suku yang hidup pada
zaman sebelumnya. Sejarawan membagi ada 3 garis kesukuan yang berkembang
biak dan menelurkan banyak bangsa di wilayah jazirah Arab. Yaitu:
1. Arab
Ba'idah: arab terdahulu yg sudah tidak terlacak sejarahnya seperti kaum
'Aad dan Tsamud. Mereka didengar dari informasi seperti dalam ayat Al
Qur’an.
2. Arab
Aribah disebut pula Arab Qahthaniyah. Merupakan keturunan Ya'rub Yasyjub
bin Qahthan. Mereka berkembang di wilayah Yaman dengan dua kabilah yang
berkembang ke berbagai wilayah.
3. Arab
Musta'rabah dikenal juga sebagai Arab Adnaniyah. Yaitu keturunan Ismail
bin Ibrahim as yang asalnya dari wilayah tepian sungai Eufrat di dekat
Kufah. [6]
Dalam
lingkungan masyarakat ini, yang menyadarkan peradabannya sejak ribuan
tahun kepada sumber agama, dilahirkan para Rasul yang membawa
agama-agama yang kita kenali sampai saat ini. Berhadapan dengan agama
masehi yang terkenal. Berdiri pula kesatuan Majusi di India, hingga
terjadi pertarungan langsung antar kepercayaan, peradaban barat dan
Timur.[7]
Kepercayaan
terhadap agama tauhid ini lama-kelamaan berubah menjadi penyebab
terhadap berhala. Menurut riwayat Ibnu Khalbi dalam kitab al-Ashnam,
perubahan kepercayaan itu terjadi karena adat bangsa arab untuk membawa
batu yang diambil dari sekeliling ka’bah bila mereka akan meninggalkan
kota Makkah.[8]
Dahulu kala
disaat Islam belum lahir masyarakat Arab pada umumnya, seperti Hijaz,
Mekah, Yastrib (Madinah) dll (Sekarang menjadi satu dengan Arab Saudi)
dikenal sebagai masyarakat jahiliyah, kejahiliahannya ini tercermin
dalam berbagai sikap dan berbagai tindakan dalam kehidupanya :
a.
Menyimpang dari segi ketahuitan, (Meng Esa kan Tuhan). Masyarakat Arab
Jahiliyah mempunyai kebiasaan sering mengadakan kontes atau semacam
perlombaan dalam banyaknya berhala yang disembah.
b.
Menyimpang dalam hal cara beribadah, dahulu cara beribadah itu laki-laki
dan perempuan telanjang bulat bersama di depan Kakbah. Jika laki-laki
dan perempuan telanjang berdua dalam satu tempat maka bisa ditebak yang
selanjutnya terjadi adalah kemaksiatan.
c. Masyarakat ini dikenal sangat kejam, yakni menimbun anak perempuan dalam keadaan hidup-hidup.[9]
2. Sejarah Berdirinya Arab Saudi
Sebagai sebuah
wilayah Islam yang cukup tua (Arab Saudi sekarang) sangat
diperhitungkan dengan sebutan sebagai wilayah "Haramain". Bahkan sejak
abad ke 10 M ketika berbagai kerajaan kecil (al Duwailat) muncul,
seperti halnya dinasti Fatimiyah yang ingin menyaingi Abbasiyah di
Baghdad, ketika itu mereka berupaya ingin meningkatkan statusnya sebagai
kekhalifahan, akhirnya wilyah "Haramain" telah menjadi perebutan status
kekuatan spiritual politik dunia Islam, di mana sang khalif (salah satu
raja di Arab) ingin disebut sebagai penjaga tanah haram, yakni
Makkah-Madinah. Dalam beberapa ratusan tahun berikutnya wilayah ini
masih terus bertahan sebagai suatu wilayah yang masing-masing dipegang
oleh suku-suku etnik Arab. Hingga tahun 1500-an Kesultanan Turki Usmani
akhirnya berhasil menyatukan kembali dan menguasai seluruh Jazirah
Arabia, termasuk daerah-daerah sekitar Utara dan daerah sekitar Barat
Laut.
Meski sejak
abad ke 16 (1512 M) secara formal Arab telah dikuasai Turki Ottoman
(Utsmaniyah), namun berbagai keamiran kecil tetap berkuasa. Inilah yang
membuat wilayah tersebut terus bergolak hingga akhir abad ke19 M. Di
antara banyak keamiran itu, Amir dinasti Saud muncul sebagai kekuatan
politik yang paling berpengaruh dan paling menonjol.
Mereka mulai
muncul sejak abad ke 18 M sebagai kepala suku di wilayah Hijaz,
kekuasaannya berpusat di kota Dariyah (dekat kota Riyadh sekarang). Pada
tahun 1744 M, dinasti Saud kian memperluas wilayah kekuasaannya, satu
demi satu keamiran yang lemah ditaklukkannya. Penguasaan terhadap daerah
Makkah-Madinah sebagai "Haramain" semakin memperbesar pengaruh
politiknya. Untuk menahan pengaruhnya, pemerintahan Ottoman Turki
mengirim pasukannya ke Arab. Namun, bisa dipatahkan. Bersamaan dengan
ini ibukota pemerintahan Arab dipindahkan dari Dariyah ke Riyadh, Saudi
akhirnya menjadi pemerintah yang berkuasa atas seluruh tanah Arab.[10]
Negara Arab
Saudi ini terbentuk sekitar abad ke-19 M, Arab Saudi memiliki sejarah
panjang yang berakar kuat dengan sejarah etnik Arab yang paling tua.
Wilayah politik negara ini mulai dikenal sejak zaman Rasulullah Saw,
Setelah tahun 634 M daulah Islamiyah di tanah ini dilanjutkan oleh
Khulafaurrasyidin dengan sistem kekhalifahan yang masih sama-sama di
Madinah. Lalu, Sejak tahun 660 M dilanjutkan oleh keluarga (dinasti)
Amawiyah, dan memindahkan ibukota pemerintahannya ke Damaskus, Syiria.
Tahun 750 M pemerintahan Islam Abbasiyah menggantikan Amawiyah dan
memindahkan pusat pemerintahannya di Baghdad.
Keberhasilan
keluarga Saud mengambil alih wilayah-wilayah dari Turki Usmani karena
didukung oleh gerakan keagamaan kelompok Wahhabi yang bergerak di Nejd
dari tahun 1744 M. Berkat saling dukungan ini Makkah dikuasainya tahun
1803 M dari tangan Turki Usmani, yang saat itu berada di bawah
pengawasan Mohammad Ali Pasha di Mesir. Para ahli Timur Tengah menilai
bahwa gerakan Wahabiyah dalam membangun nasionalisme Arab Saudi terasa
sangat besar, mereka telah memberikan kontribusi yang kuat terutama
dalam membangun ideologi, moralitas, dan legitimasi bagi pola
kepemimpinan sebuah wilayah agama yang bersih dari praktik penyimpangan
agama, seperti khufarat dan bid'ah. Periode berikutnya terjadi kegoyahan
pemerintahan akibat perebutan kekuasaan antarkeluarga hingga tahun 1902
M, muncul figur muda yang berpengaruh dari dinasti itu, yakni Abdul
Aziz ibnu Saud berdomisili di Riyadh dengan dukungan Wahhabi. Satu demi
satu daerah-daerah yang terpecah dapat disatukan kembali; tahun 1913 M
kekuasaan Turki keluar dari daerah Hasa, tahun 1925 M, keluarga
Hasyimiyah juga menyerahkan Hijaz. Akhirnya pada 23 September tahun 1932
M diproklamirkan seluruh wilayah ini sebagai Kerajaan Saudi Arabia
dengan Abdul Aziz sebagai Rajanya.
Sampai tahun
2005 Saudi Arabia dipimpin oleh raja Fahd bin Abdul Aziz yang memerintah
sejak 13 Juni 1982 M. Selaku kepala negara dan raja, ia juga merangkap
sebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai perdana menteri. Kekuasaan
pemerintahan, selebihnya diisi oleh keluarga dan kerabat raja. Saudi
Arabia secara otomatis tak mengenal Pemilu.[11]Dari sini secara singkat
dapat diketahui bahwa Arab saudi sebelum resmi mengumumkan diri sebagai
sebuah negara, Arab Saudi sudah menjadi sebuah kerajaan besar dengan
wilayah yang luas dan amat tersohor di daerah Arab.
C. Karakteristik Agama Islam Di Arab
1. Kebudayaan
Bangsa Arab
mempunyai budaya yang tinggi, itu dapat diketahui dari Kerajaan –
Kerajaan yang berdiri di Yaman. Dari Bani Qathan ini telah berdiri
Kerajaan-kerajaan yang berkuasa didaerah Yaman, diantaranya yang
terpenting adalah Kerajaan Ma’in, Qutban, Saba’ dan Himyar.
Berkah minyak
bumi inilah yang telah mendorong modernisasi di saudi Arabia sehingga
angka melek huruf pun cukup tinggi, 62,8 %. Sekalipun pada sisi lain
dampak modernisasi ini telah menimbulkan kesenjangan antara kehidupan
kota dengan penduduk pedalaman, termasuk juga antara golongan muda dan
tua serta para ulama. Para wanita misalnya, meski diluar rumah selalu
mengenakan semacam pakaian jubah yang biasa disebut “abha” , namun di
dalam rumah mereka terbiasa mengenakan pakaian barat, termasuk memakai
berbagai produk kosmetik barat serta menonton berbagai tayangan televisi
yang selama ini ditabukan.[12]
2. Teologi
Bangsa arab
sebelum Islam sudah menganut agama yang mengakui Allah SWT sebagai
Tuhan, suatu kepercayaan yang diwarisi dari Nabi Ibrahim AS dan Ismail
AS. Al –Qur’an mengakui dan menyebut ajaran agama yang dibawa oleh Nabi
Ibrahim AS tersebut dengan sebutan Hanif , yaitu keyakinan yang mengakui
ke-Esaan Allah SWT. Tuhan pencipta dan pengatur alam Semesta.
Tetapi lama
kelamaan keyakinan yang dianut oleh bangsa Arab itu semakin tidak murni
seperti yang diajarkan Nabi Ibrahim AS. Takhayul telah menodai kemurnian
akidah Agama Hanif tersebut, hingga akhirnya sampai pada penyimpangan
yang menyekutukan Allah SWT. Kepercayaan yang menyimpang dari Agama
Hanif itu terkenal dengan sebutan Agama Wasaniah ( Berhala), yaitu agama
yang menyekutukan Allah SWT. Agama ini mengadakan penyembahan kepada
ansab ( batu yang belum mempunyai bentuk) dan Asnam ( Semua jenis patung
yang tidak terbuat dari batu).
Bangsa Arab
jahiliyah itu masih mengakui Allah Yang Maha Agung, tetapi mereka
merasakan adanya jarak yang jauh antara Tuahn dan Manusia. Oleh karena
itu diciptakanlah patung-patung berhala sebagai perantaranya. Dari masa
ke masa patung berhala semakin berkembang, hingga ada beberapa berhala
yang di letakkan di sekeliling ka’bah.
Tidak semua
bangsa Arab jahiliyah itu menganut Agama Wasaniyah. Ada juga kabilah
yang menganut Agama Yahudi dan Nasrani. Bangsa Arab yang berdomisili di
wilayah Selatan Semenanjung Arab telah Berjaya Mandirikan
kerajaan-kerajaan besar. Mereka membangun kota-kota dan mendirikan
Istana-istana megah. Mereka juga sudah mampu mengolah pertanian dengan
system irigasi, ahli dalam seni ukirterutama memahat patung, ahli ilmu
nujum atauperbintangan, mempunyai angkatan perang yang tangguh, dan
mengadakan hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan tetangga.
3. Pemerintahan
Kehadiran
Islam membawa banyak perubahan bagi kehidupan bangsa Arab dalam berbagai
Aspek. Bangsa Arab yang tadinya hidup dengan system kabilah yang saling
bermusuhan kini telah berhasil di persatukan oleh Rasulullah SAW atas
dasar persaudaraan dan persamaan. Setelah Nabi wafat dapat dikatakan
bahwa seluruh semenanjung Arab telah memeluk Agama Islam.
Pada masa
Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad, Arab-Islam mencapai
keemasannya. Dalam wilayah dan pemerintahan Islam itu banyak terhimpun
suku-suku bangsa non-arab, diantaranya yang twrbesar Persia dan Turki.
Dinasti
Abbasiyah banyak sekali menempatkan orang-orag Persia untuk jabatan
penting dalam pemerintahan, sehingga persaingan antara orang-orang arab
dan Persia semakin ketat dan cenderung terbuka. [13]
4. Hukum
Terkait dengan
hukum, khususnya hukum azazi di Saudi Arabia syariat dikelola oleh
Mahkamah syar’iyah yang para hakim dan penasehat hukum di situ adalah
ulama. Al Qur’an sebagai konstitusi resmi maka keluarga raja memperoleh
wewenang yang luas dalam banyak bidang yang tidak ada ketentuan dalam
kitab suci. Mahkamah Syar’iyah mendasari basis peradilan di Arab Saudi.
Seperti dalam karya-karya klasik Islam. Para hakim punya yuridiksi penuh
untuk mempergunakan hukum syariat. Sekalipun begitu, hal itu bukan
bermakna mencegah perubahan dalam sistem peradilan. Pembaharuan
diperkenalkan yang berakibat penciptaan kementrian kehakiman, untuk
menggatikan jabatan keagamaan tradisional dari Syeikhul Islam, yang
mengawasi administrasi peradilan dan sistem yang digunakan dalam
mahkamah-mahkamah syar’iyah.[14]
[1] Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), hlm. 119.
[2] Bernard Lewis, Bangsa Arab Dalam Lintasan Sejarah, (Jakarta: Pedoman ilmu jaya, 1988 ), hlm.1.
[3] Sayed Ali Asgher Razwy, Muhammad Rasulullah Saw, (Jakarta: Pustaka Zahra, 2004), hlm. 16.
[4] Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2010), hlm.13-14
[5] Hasan Muarif Ambary dkk, Ensiklopedi Islam 1, (Jakarta: PT. Ichtiar baru Van Houve, 1993), 154.
[6] atin.staff.stainsalatiga.ac.id/wp-content/.../1-ARAB-PRA-ISLAM.pdf, Rabu, 19 Maret 2014, 10.00
[7] Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam...hlm.
[8] Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam...hlm.22-23
[9] Wawan Susetyo, Cermin Hati, (Solo: Tiga Serangkai, 2006), hlm. 71.
[10] Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam... hlm 117-118
[11] Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam... hlm. 119.
[12] Ajid Tohir, Studi Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hlm.120-121
[13] Hasan Muarif Ambary dkk, Ensiklopedi Islam 1, (Jakarta: PT. Ichtiar baru Van Houve, 1993), 154-157
[14] John L Esposito, Islam dan Politik , (Jakarta : Bulan Bintang 1990), hlm.148.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar